Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Bulan Sya’ban Disebut Bulan Shalawat? Yukk Simak Penjelasannya


JENDELA PELAJAR
- Umat Islam telah memasuki bulan Sya’ban 1446 Hijriah sejak Jumat, 31 Januari 2025. Pengumuman ini disampaikan oleh Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) pada Rabu, 29 Januari 2025. Berdasarkan hasil rukyat, hilal tidak terlihat karena masih berada di bawah ufuk.

Bulan Sya’ban selalu menjadi bulan yang istimewa bagi umat Islam. Selain merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, bulan ini juga mengandung sejumlah peristiwa penting. Salah satu yang menjadikannya istimewa adalah turunnya perintah Allah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad saw., sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56:

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).

Turunnya ayat ini pada bulan Sya’ban menjadikannya dikenal sebagai Bulan Shalawat. Dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki menyebutkan bahwa Sya’ban adalah bulan yang khusus diisi dengan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.

Keistimewaan Sya’ban sebagai Bulan Shalawat
Menurut Sayyid Muhammad, salah satu alasan utama Sya’ban disebut sebagai bulan shalawat adalah karena Allah menurunkan perintah shalawat dalam surah Al-Ahzab pada bulan ini. Dalam pandangan ulama, sebuah waktu dapat menjadi mulia karena peristiwa agung yang terjadi di dalamnya.

Ustadz Muhammad Hanif Rahman, dalam artikel yang diterbitkan oleh NU Online, menambahkan bahwa keutamaan bulan Sya’ban tidak hanya dinyatakan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki. Beberapa ulama besar lainnya juga menyebutkan hal yang sama, seperti:
1. Ibnu Abi Ashaif Al-Yamani,
2. Pendapat ulama yang dinukil oleh Imam Shibabbudin Al-Qashtalani dalam kitab Al-Mawahibul Laduniyah,
3. Al-Hafizh Ibnu Hajar.

Para ulama sepakat bahwa kemuliaan bulan Sya’ban terletak pada peristiwa turunnya perintah untuk bershalawat. Karena itu, shalawat yang dilantunkan di bulan ini diyakini memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan bulan lainnya.

Makna Shalawat di Bulan Sya’ban
Shalawat adalah bentuk cinta dan penghormatan umat kepada Rasulullah saw. Dengan bershalawat, seorang Muslim tidak hanya mengingat Nabi sebagai teladan, tetapi juga mendekatkan dirinya kepada Allah. Shalawat menjadi jalan untuk mendapatkan syafaat Nabi di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau: "Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR Muslim).

Bulan Sya’ban menjadi momen yang tepat untuk memperbanyak shalawat. Tidak hanya sebagai ibadah, shalawat di bulan ini juga menjadi bentuk syukur atas nikmat Allah yang mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi semesta alam.

Hikmah dari Kemuliaan Bulan Sya’ban
Sayyid Muhammad menekankan bahwa kemuliaan sebuah waktu sering kali ditentukan oleh peristiwa besar yang terjadi di dalamnya. Dengan turunnya ayat perintah shalawat pada bulan Sya’ban, umat Islam diajak untuk memanfaatkan momen ini dengan meningkatkan ibadah, terutama shalawat.

Kesempatan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa waktu yang diberkahi adalah waktu yang diisi dengan amal-amal kebaikan. Memperbanyak shalawat di bulan Sya’ban adalah salah satu cara untuk meraih keberkahan sekaligus mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadan.

Bulan Sya’ban bukan hanya bulan shalawat, tetapi juga bulan yang mengajarkan kita tentang cinta, penghormatan, dan kedekatan kepada Nabi Muhammad saw. Marilah kita manfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak shalawat, memperbaiki diri, dan memohon ampun kepada Allah swt.