Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PWNU Jawa Tengah Gelar Peringatan Harlah ke-102 NU dengan Istighosah dan Doa Bersama


Semarang
, Jendela Pelajar

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menggelar peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama dengan mengadakan Istighosah dan Doa Bersama di lantai 3 Kantor PWNU Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025). Acara tersebut dihadiri oleh jajaran pengurus Syuriyah, Tanfidziyah, Banom, dan Lembaga-Lembaga di lingkungan PWNU Jawa Tengah.

Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghoffar Rozin atau yang akrab disapa Gus Rozin, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kembali pada khidmat NU yang sejati. Menurutnya, NU harus memperkuat pendampingan kepada warga Nahdliyin dan bangsa secara inklusif serta sistematis.

"Hari ini kita bersyukur atas peringatan Harlah ke-102 NU. Saya ingin menegaskan bahwa kita harus kembali kepada khidmat umat yang sejati, kembali ke basis kita sebagai NU yang benar-benar hadir di tengah masyarakat dengan pendampingan yang serius, inklusif, dan sistematis," ujar Gus Rozin seusai acara.

Gus Rozin juga menyoroti pentingnya memperkuat konsolidasi struktural di tubuh NU, baik di tingkat PWNU maupun dalam hubungan dengan PCNU di seluruh Jawa Tengah. Konsolidasi ini, menurutnya, menjadi fokus utama PWNU setelah Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) tiga bulan lalu.

"Dalam momentum 102 tahun NU ini, kami berkomitmen memperkuat konsolidasi di tingkat PWNU dan mempererat hubungan dengan PCNU di berbagai daerah. Itu yang akan terus kami dorong dalam waktu dekat," tegasnya.

Selain penguatan struktural, PWNU Jawa Tengah juga aktif melakukan langkah konkret dalam mendampingi dan memperkuat lembaga pendidikan di bawah naungan NU. Gus Rozin menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pendampingan intensif, termasuk upaya penyehatan lembaga pendidikan yang kurang optimal.

"Kami baru tiga bulan setengah setelah Muskerwil, tetapi sudah melakukan berbagai pendampingan kepada lembaga, termasuk memperbaiki yang kurang sehat. Bahkan, dalam bidang pendidikan, kami telah mengirim satu angkatan santri untuk mengikuti pelatihan TOEFL selama enam minggu di Pare," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Rozin turut menyinggung program pemerintah terkait makan bergizi gratis yang tengah diuji coba. Ia menilai bahwa pesantren memiliki kapasitas lebih dari cukup untuk mengelola program tersebut, bahkan dengan standar yang lebih tinggi dari yang diterapkan pemerintah.

"Pesantren sudah terbiasa mengelola ribuan porsi makanan tiga kali sehari dengan kualitas yang terjamin. Kami yakin, dengan pengalaman yang dimiliki pesantren, program ini bisa dikelola dengan baik bahkan melebihi standar yang ada," paparnya.

Namun, ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan program ini harus dilakukan dengan cermat agar tidak mengganggu sistem katering yang sudah berjalan di pesantren.

Acara Istighosah dan Doa Bersama berlangsung khidmat, diikuti dengan pembacaan doa oleh jajaran Syuriyah PWNU Jawa Tengah. Seluruh hadirin tampak khusyuk dalam momen penuh harapan tersebut.

Gus Rozin menutup pernyataannya dengan harapan agar peringatan Harlah ke-102 NU ini menjadi momentum bagi NU untuk terus memperkuat peran dalam membangun bangsa, khususnya dalam aspek pendidikan, sosial, dan keagamaan.

"Semoga NU terus menjadi organisasi yang berkhidmat untuk umat, melayani dengan sepenuh hati, dan tetap menjadi penjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia," tutupnya.

Editorial: Msm/Red