Keutamaan Bulan Rajab Dalam Kitab Lathaif at-Thaharah Karya KH. Sholeh Darat Semarang
Bulan haram (mulia) merujuk pada bulan-bulan yang dimuliakan selain Ramadhan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Disebut sebagai “bulan haram” karena umat Islam dilarang untuk berperang pada bulan-bulan tersebut. Keistimewaan bulan Rajab ini juga disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam surat At-Taubah ayat 36.
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS. At-Taubah: 36).
Ayat ini menekankan bahwa larangan melakukan dosa atau maksiat menjadi lebih ditekankan pada bulan-bulan haram tersebut.
Keutamaan dan Amalan Bulan Rajab Menurut KH. Sholeh Darat
KH. Muhammad Sholeh Darat as-Samarani, dalam kitab Lathaif at-Thaharah wa Asrar ash-Shalah, secara khusus membahas keutamaan bulan Rajab dalam bagian "Bab Fadhilah Rajab" pada halaman 83-88. Dalam bab ini, beliau menjelaskan keistimewaan bulan Rajab dengan merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw.
Berikut amalan-amalan yang dianjurkan pada bulan Rajab dalam kitab Lathaif at-Thaharah wa Asrar ash-Shalah:
Membaca Tasbih Bulan Rajab
Ada anjuran untuk membaca tasbih harian selama bulan Rajab sebanyak 100 kali setiap hari. Dengan metode pembacaan demikian:
Sepuluh hari pertama (1-10 Rajab / 1-10 Januari 2025):
(Subhanal hayyil qayyum)
Sepuluh hari kedua (11-20 Rajab / 11-20 Januari 2025):
(Subhaanallaahil ahadish-shamad)
Sepuluh hari terakhir (21-30 Rajab / 21-30 Januari 2025):
(Subhaanar rauuf)
KH. Sholeh Darat menjelaskan: Nabi Muhammad saw bersabda, “Barang siapa setiap hari dari sepuluh awal bulan Rajab membaca: Subhanal hayyil qayum 100 kali, dan sepuluh kedua: Subhaanal ahadish shomad 100 kali, dan sepuluh ketiga: Subhanar ra'uf 100 kali, maka orang yang mensifati tidak bisa mensifati pahala yang akan diberikan kepada orang tersebut.”
Puasa Sunnah Rajab
Berpuasa merupakan salah satu amalan yang dianjurkan pada bulan Rajab dan memiliki banyak keutamaan jika dilakukan. KH. Sholeh Darat dalam kitabnya menjelaskan bahwa keutamaan berpuasa di bulan Rajab dapat dijelaskan sebagai berikut:
Puasa 1 hari: puasa sehari di bulan Rajab murni karena Allah swt tanpa niat lainnya, maka akan mendapat ridha Allah dan kelak ia ditempatkan di surga Firdaus.
Puasa 2 hari: mendapatkan kelipatan dua kali hitungan semua gunung di dunia.
Puasa 3 hari: mendapat pahala berupa penghalang neraka.
Puasa 4 hari: mendapat pahala berupa diselamatkan dari segala bala’ dan dari junun (hilangnya akal), judzam (penyakit kusta atau lepra), barash (albino) serta diselamatkan dari fitnah Dajjal.
Puasa 5 hari: mendapat pahala berupa diselamatkan dari siksa kubur.
Puasa 6 hari: kelak wajahnya akan bersinar saat keluar dari kubur diibaratkan seperti sinar rembulan tanggal empat belas.
Puasa 7 hari: ditutupnya tujuh pintu neraka.
Puasa 8 hari: dibuka delapan pintu surga untuknya,
Puasa 9 hari: bangun dari kubur dengan mengucapkan kalimat لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ dan dimasukkan ke surga.
Puasa 10 hari: melewati shirath al-mustaqim seperti kilat, tanpa dihisab.
Puasa 11 hari: Tidak akan mendapat tandingan pahala kecuali orang yang sama menjalankan puasa (11 hari).
Puasa 12 hari: mendapat pengakuan sebagai hamba yang mulia dibandingkan dunia dan seisinya.
Memperbanyak Membaca Istighfar
Para ulama menganjurkan memperbanyak memohon ampunan kepada Allah swt di bulan Rajab ini dengan bacaan istighfar. KH. Sholeh Darat menyebutkan amalan istighfar yang perlu dibaca sebanyak 70 kali setiap pagi dan sore hari di bulan Rajab agar terbebas dari api neraka.
Anjuran membaca istighfar itu ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya, “Barangsiapa pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan di antara waktu dhuhur dan ‘ashar ia membaca:
Maka Allah swt memerintahkan malaikat untuk membakar buku tulisan (catatan amal) buruknya orang tersebut.”
Allah swt juga menegaskan bahwa setiap malam bulan Rajab itu malam di bulannya Allah, hamba yang mengikuti adalah hamba-Nya, rahmat itu juga milik Allah, termasuk fadhal (kemuliaan) itu berada dalam kekuasaan Allah. Dan Allah akan memberikan ampunan pada hamba-Nya yang selalu memohon ampun pada bulan ini (Rajab).
Puasa pada Tanggal 27 Rajab
Dalam sebuah hadits dijelaskan, “Barangsiapa yang berpuasa pada hari kedua puluh tujuh bulan Rajab dan mengeluarkan sedekah, maka Allah swt akan mencatatnya pahala puasa dengan seribu kebaikan dan memerdekakan seribu budak.”
Lafad Niat Puasa Rajab
Nawaitu shauma syahri Rajaba sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: Saya berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta’ala.
Menghidupkan Malam Jumat Pertama Bulan Rajab
KH. Sholeh Darat juga menjelaskan mengenai sebuah malam mulia di dalam bulan Rajab yang disebut sebagai lailatul raghaib (لَيْلَةُ رَغَائِبِ ) Keterangan ini diambil dari hadits, “Janganlah kalian lalai pada awal jum’at di bulan Rajab, maka malamnya disebut lailatul raghaib ketika berada di sepertiga malam. Saat itu para malaikat tujuh langit dan tujuh bumi semuanya berkumpul di sekeliling ka’bah dengan disaksikan oleh Allah. Saat melihat peristiwa itu, Allah menyampaikan bahwa apa yang diminta malaikat akan dikabulkan, dan malaikat memohon kepada Allah agar mengampuni hamba-Nya yang berpuasa Rajab, maka Allah Swt mengabulkan permintaannya tersebut dan mengampuni hamba-Nya.”
Referensi: Kitab Lathaif at-Thaharah wa Asrar ash-Shalah karya KH. Muhammad Sholeh Darat as-Samarani, terbitan Karya Thoha Putra, Semarang.
Penulis: Muhammad Miftahudin, Lesbumi NU Kota Pekalongan, Anggota KOPISODA/Komunitas Pecinta KH. Sholeh Darat