Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Alasan Merayakan Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad Al-Maliki


Sumber Gambar Ilustrasi by Pinterest

jendelapelajar.or.id - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi penting yang dirayakan oleh umat Islam di berbagai belahan dunia. Tradisi ini bukan hanya sekedar seremonial belaka, tetapi mengandung makna yang dalam. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, seorang ulama besar dari Mekkah, memberikan beberapa alasan penting mengapa merayakan Maulid Nabi termasuk sunnah yang baik untuk dilestarikan.

1. Merayakan Kelahiran Nabi sebagai Ungkapan Kebahagiaan yang Bermanfaat di Dunia dan Akhirat

Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah momen yang membawa kebahagiaan besar bagi seluruh umat manusia. Bahkan, seseorang yang membenci dakwah Nabi, seperti Abu Lahab, diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin. Hal ini dikarenakan Abu Lahab bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad dan sebagai wujud kebahagiaan, dia memerdekakan budaknya, Tsuwaibah.

Ini menunjukkan betapa besarnya keberkahan dari kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad, hingga seorang musuh dakwah sekalipun mendapatkan manfaat darinya. Sebagai umat yang mencintai Nabi, tentu kebahagiaan kita dalam merayakan Maulid Nabi akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat.

2. Mengikuti Teladan Nabi dalam Mensyukuri Hari Kelahirannya

Rasulullah sendiri menunjukkan rasa syukurnya atas hari kelahirannya dengan sering berpuasa pada hari Senin. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda bahwa ia berpuasa pada hari Senin sebagai bentuk syukur karena pada hari itulah ia dilahirkan. Melalui tindakan ini, Nabi mengajarkan kepada umatnya bahwa mengenang dan bersyukur atas kelahirannya adalah suatu hal yang dianjurkan.

Kita sebagai umatnya tentunya harus lebih bersyukur karena melalui kelahiran Baginda Nabi, kita mendapatkan cahaya Islam yang menjadi jalan kehidupan kita hingga hari ini.

3. Perintah Allah untuk Berbahagia Atas Rahmat-Nya

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: “Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira’” (QS Yunus: 58). Rahmat terbesar yang diberikan Allah kepada umat manusia adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Karena melalui beliau, Allah memberikan petunjuk yang terang untuk kehidupan di dunia dan akhirat.

Dengan demikian, merayakan Maulid Nabi bukan hanya bentuk kecintaan kepada Nabi, tetapi juga merupakan perintah Allah untuk bergembira atas rahmat-Nya yang terbesar.

4. Memperdalam Cinta dan Keimanan kepada Nabi melalui Sejarah Hidupnya

Perayaan Maulid Nabi biasanya diiringi dengan pembacaan sejarah kehidupan Nabi, mulai dari kelahiran, akhlak mulia, ciri-ciri fisik, hingga mukjizat yang dimilikinya. Mendengar kembali kisah-kisah tersebut akan mempertebal cinta dan keimanan kita kepada Rasulullah. Kita akan semakin mengenal beliau, meneladani sifat-sifatnya, dan semakin terikat dengan sosok Nabi yang penuh kasih sayang.

Selain itu, perayaan Maulid juga sering menjadi momen untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi. Allah telah memerintahkan dalam Al-Qur'an: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh hormat padanya” (QS Al-Ahzab: 56). Dengan demikian, Maulid menjadi sarana kita untuk melaksanakan perintah Allah ini secara langsung.

5. Maulid sebagai Bid'ah Hasanah yang Telah Menjadi Tradisi Mulia

Sebagian orang mungkin mempertanyakan tentang hukum perayaan Maulid Nabi, namun Sayyid Muhammad al-Maliki menjelaskan bahwa ini termasuk bid'ah hasanah perbuatan baru yang baik. Perayaan Maulid Nabi telah menjadi tradisi turun-temurun di kalangan umat Islam dengan kegiatan yang positif, seperti mendengarkan ceramah agama, memperbanyak shalawat, serta berbagi makanan dengan sesama.

Para ulama juga mengambil dalil dari perkataan Sahabat Abdullah bin Mas’ud: “Perkara yang dipandang umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara yang dipandang umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk di sisi Allah” (HR Ahmad). Ini menunjukkan bahwa tradisi perayaan Maulid yang membawa kebaikan dan keberkahan adalah hal yang baik dan diridhoi oleh Allah.

Dengan lima alasan yang dijelaskan oleh Sayyid Muhammad al-Maliki, perayaan Maulid Nabi adalah wujud syukur, kebahagiaan, dan kecintaan kita kepada Rasulullah. Lebih dari sekedar tradisi, Maulid adalah momen untuk mempererat hubungan kita dengan Nabi, memperdalam iman, serta menjalankan perintah Allah untuk bersyukur atas rahmat terbesar-Nya. Sebagai umat yang mencintai Nabi, merayakan Maulid Nabi adalah bentuk penghormatan yang penuh makna, membawa berkah baik di dunia maupun di akhirat.

Penulis: LPP PC IPNU Demak
Editor: Redaktur Sastra