Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyelami Rebo Wekasan: Warisan Ritual Keagamaan dari Masa ke Masa


Sumber ilustrasi by Freepik

jendelapelajar.or.id - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, tradisi Rebo Wekasan tetap bertahan sebagai salah satu ritual keagamaan yang dilaksanakan dengan penuh khidmat oleh masyarakat Islam di tanah Jawa. Tradisi ini bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga bentuk manifestasi dari keyakinan umat terhadap perlindungan dan keringanan dari Allah SWT terhadap segala bala’ yang mungkin terjadi.

Rebo Wekasan, yang secara harfiah berarti "Rabu terakhir," adalah ritual yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Tradisi ini dipercaya sebagai hari di mana Allah SWT menurunkan berbagai macam bala' (malapetaka atau kesialan). Untuk itu, umat Islam memanjatkan doa-doa khusus dan melakukan serangkaian amalan sebagai bentuk ikhtiar untuk memohon perlindungan dari-Nya.

Asal-usul amalan ini dapat ditelusuri dari karya ulama besar, Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H), yang dalam kitabnya "Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbarin 'Anid" menganjurkan pelaksanaan amalan ini. Selain itu, kitab "Jawahir Al-Khumus" karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-'Atthar (w.970 H) juga menyebutkan anjuran serupa. Ini menunjukkan bahwa amalan Rebo Wekasan telah dikenal dan diamalkan sejak berabad-abad yang lalu.

Ada beberapa amalan yang secara turun-temurun dilaksanakan oleh umat Islam dalam rangka Rebo Wekasan, yang semuanya bertujuan untuk menolak bala' dan mendatangkan kebaikan. Berikut adalah beberapa amalan yang masyhur:

1. Shalat Hajat Li Daf'il Bala: Shalat hajat ini dilakukan dengan niat khusus untuk memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari segala macam malapetaka dan kesialan.

2. Doa-Doa Khusus: Para ulama telah menyusun doa-doa tertentu yang dianjurkan untuk dibaca pada hari Rebo Wekasan. Doa-doa ini menjadi sarana untuk memohon perlindungan dan kebaikan dari Allah SWT.

3. Minum Air Suwukan: Air suwukan adalah air yang telah diberi bacaan doa tertentu, sebagaimana yang diajarkan dalam kitab "Nihayatuz Zain". Air ini diminum dengan harapan membawa berkah dan menolak segala bala'.

4. Amalan Kebaikan: Selain amalan-amalan yang bersifat ritual, umat Islam juga dianjurkan untuk melakukan berbagai kebaikan, seperti bersedekah, menjalin silaturrahim, dan lain sebagainya. Dalam ajaran Islam, amalan-amalan kebaikan ini diyakini dapat menolak bala' dan mendatangkan rahmat Allah SWT.

Meski ada yang memandangnya sebagai bagian dari budaya, bagi sebagian masyarakat, Rebo Wekasan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan religius mereka. Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, misalnya, menjadi salah satu pusat yang masih mempertahankan tradisi ini dengan penuh penghormatan. Masyarakat sekitar maupun dari daerah lain datang berbondong-bondong untuk mengikuti ritual ini, menjadikannya sebagai momen yang sarat dengan spiritualitas dan kebersamaan.

Di era yang serba modern ini, tradisi seperti Rebo Wekasan mengingatkan kita bahwa di balik segala kemajuan, ada nilai-nilai spiritual yang tak boleh dilupakan. Rebo Wekasan bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga pengingat bahwa perlindungan dan kebaikan sejati hanya datang dari Allah SWT. Melalui amalan-amalan ini, umat Islam terus menjaga warisan leluhur mereka, sambil tetap beradaptasi dengan dinamika zaman yang terus berubah.

Sumber: PP. Al-Anwar Sarang
Editorial: Redaksi Jendela Pelajar