Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

13 Tokoh Nahdlatul Ulama: Pilar Pejuang Kemerdekaan Indonesia


jendelapelajar.or.id - Kemerdekaan Indonesia yang kita nikmati hari ini bukanlah hasil dari satu hari perjuangan, melainkan buah dari pengorbanan dan dedikasi tak terhingga dari para pahlawan bangsa. Di antara deretan pahlawan nasional, terdapat 13 tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang memainkan peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Mereka tidak hanya bertindak sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai pejuang gagah berani yang rela mengorbankan segalanya demi membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan.

KH. Hasyim Asy'ari: 
Sang Inisiator Perlawanan Rakyat
KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, adalah salah satu sosok yang memiliki peran kunci dalam perjuangan kemerdekaan. Dengan kearifan dan keteguhan hatinya, beliau menginisiasi pembentukan laskar Hizbullah dan Sabilillah, kelompok pejuang yang terdiri dari santri dan masyarakat umum. Fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkannya bersama para kiai Jawa-Madura pada 22 Oktober 1945 menjadi pemantik perlawanan besar-besaran terhadap tentara sekutu, terutama di Surabaya yang kini dikenang sebagai Hari Pahlawan. Pengorbanannya yang luar biasa diakui oleh bangsa dengan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1964.

KH. Zainul Arifin:
Panglima Hizbullah yang Gigih

Sebagai Panglima Laskar Hizbullah, KH. Zainul Arifin menunjukkan keberanian yang luar biasa dalam memimpin perjuangan bersenjata melawan penjajah. Karir politiknya pun sangat gemilang, pernah menjabat sebagai Ketua DPR-GR dan Wakil Perdana Menteri Indonesia. Tak hanya di medan tempur, KH. Zainul Arifin juga berperan aktif dalam kancah politik, menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang membantu merumuskan kebijakan awal Republik Indonesia. Atas jasa-jasanya, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1963.

KH. Abdul Wahid Hasyim:
Sang Diplomat Muda dan Perumus Pancasila

KH. Abdul Wahid Hasyim, putra dari KH. Hasyim Asy'ari, merupakan seorang tokoh muda yang cerdas dan berwawasan luas. Beliau adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), di mana beliau turut berperan dalam perumusan dasar negara Pancasila. Kepiawaiannya dalam berdiplomasi dan pandangannya yang visioner menjadikan beliau salah satu tokoh kunci dalam pembentukan negara Indonesia. Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepadanya pada tahun 1964.

KH. Zainul Arifin dari Tasikmalaya:
Pejuang dari Tanah Priangan

KH. Zainul Arifin asal Tasikmalaya adalah figur yang berani melawan penjajah Belanda dan Jepang. Dengan dukungan para santrinya, beliau memimpin perlawanan yang tidak kenal takut dalam mempertahankan kemerdekaan. Keberanian dan dedikasinya dalam melawan penjajah menjadikannya simbol perlawanan di tanah Priangan. Beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1972.

KH. Idham Chalid:
Pejuang dari Kalimantan Selatan

KH. Idham Chalid adalah sosok ulama sekaligus pejuang dari Kalimantan Selatan yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Selain menjadi Ketua Umum PBNU selama hampir tiga dekade, beliau juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia. Perjuangannya di bidang politik dan sosial membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Pada tahun 2011, KH. Idham Chalid diakui sebagai Pahlawan Nasional.

KH. Abdul Wahab Chasbullah:
Penggerak Pendidikan dan Perjuangan

KH. Abdul Wahab Chasbullah dikenal sebagai salah satu pendiri NU yang sangat aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan melalui jalur pendidikan dan organisasi. Beliau mendirikan Nahdlatul Wathan, Tashwirul Afkar, dan Nahdlatut Tujar, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran nasional dan mempersiapkan generasi muda untuk berjuang melawan penjajah. Atas dedikasinya, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2014.

KH. As'ad Syamsul Arifin:
Pemimpin Perang 10 November

KH. As'ad Syamsul Arifin adalah pemimpin pejuang di wilayah Situbondo, Jember, dan Bondowoso yang berperan aktif dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Semangatnya yang tak kenal lelah dalam memimpin para pejuang melawan penjajah membuatnya dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah pertempuran Surabaya. Beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2016.

KH. Syam'un:
Komandan Gerilya dari Banten

KH. Syam'un adalah komandan Batalion PETA dan kemudian menjadi Komandan Divisi I Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Beliau memimpin gerilya di Banten, melawan penjajah dengan taktik yang cerdas dan keberanian yang tak tertandingi. Pengorbanannya dalam memperjuangkan kemerdekaan membuatnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2018.

KH. Masykur:
Perumus Pancasila dan Pendiri PETA

KH. Masykur, seorang tokoh NU yang berperan dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, juga dikenal sebagai pendiri Pembela Tanah Air (PETA), sebuah organisasi militer yang memainkan peran penting dalam perjuangan melawan penjajah. Pengabdiannya diakui dengan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2019.

H. Andi Djemma:
Raja Luwu yang Berani

H. Andi Djemma, Raja Luwu dan pendiri NU di Sulawesi Selatan, memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda antara tahun 1946 dan 1948. Keberanian dan pengorbanannya dalam mempertahankan tanah airnya membuatnya diakui sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2002.

H. Andi Mappanyukki:
Raja Bone yang Gigih

H. Andi Mappanyukki, Raja Bone, adalah salah satu tokoh yang berjuang keras melawan penjajah Belanda dan Jepang antara tahun 1945 dan 1949. Dedikasinya yang tinggi terhadap kemerdekaan Indonesia membuatnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2004.

Usmar Ismail:
Pejuang di Balik Layar

Usmar Ismail dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia. Sebagai pendiri Lesbumi NU dan Ketua I PBNU periode 1964-1970, beliau memperjuangkan kemerdekaan dengan menanamkan semangat nasionalisme melalui film dan karya sastranya. Karya-karya beliau menjadi alat perjuangan yang kuat dalam membangkitkan semangat kebangsaan di kalangan masyarakat. Usmar Ismail diakui sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2021.

KH. Abdul Chalim Leuwimunding:
Ulama dari Majalengka

KH. Abdul Chalim Leuwimunding adalah ulama yang memimpin perlawanan rakyat di Jawa Barat, khususnya di wilayah Majalengka dan Cirebon, melawan penjajah. Beliau menjadi simbol perlawanan dan dedikasinya diakui dengan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2023.

Kisah-kisah dari 13 tokoh Nahdlatul Ulama ini adalah saksi bisu dari perjalanan panjang bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Mereka tidak hanya menginspirasi generasi mereka, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi kita semua tentang arti perjuangan, pengorbanan, dan kecintaan terhadap tanah air. Melalui pengabdian tanpa pamrih, mereka telah menorehkan nama mereka dalam sejarah bangsa, dan jasa-jasanya akan terus dikenang sepanjang masa.

Sumber: NU Online Jateng
Editorial: Jendela Pelajar