Kiai Kampung Nahdlatul Ulama dalam Bentuk Peradaban Karakter Umat
Sebutan kiai bagi sebagian kalangan warga NU mungkin sudah tidak asing lagi, panggilan ini dialamatkan kepada orang alim yang menguasai banyak ilmu dalam agama Islam. Sejatinya gelar kiai yang disandang oleh orang yang dianggap alim dan menguasai banyak ilmu agama Islam itu bukan untuk kesombongan dan ketamakan karena telah memperoleh gelar dan panggilan tersebut. Tentunya ada beban dan tanggung jawab yang harus diemban oleh kiai kampung dari amanah yang diberikan masyarakat kepadanya.
Para jamaah atau warga menaruh harapan besar kepada kiai kampung agar bisa membimbing dalam hal berbagai misalnya dalam beribadah, bersosial masyarakat, dan berbagai pertanyaan seputar persoalan yang berkaitan dengan agama Islam. Sosok kiailah yang nantinya bisa menjawab berbagai persoalan dan pertanyaan dari para jamaahnya.
Melihat sosok kiai kampung, maka jangan lupakan dari sisi semangatnya dalam membentuk dan membimbing karakter umat. Kiai kampung sangat ikhlas dalam mengerjakan segala yang menjadi kebutuhan masyarakat, misalnya menjadi mubaligh, guru ngaji, imam shalat, dan menjadi penggerak dalam acara keagamaan rutin. Dari berbagai rutinitas tersebut kiai kampung sangat ikhlas semata-mata mengharapkan ridlo Allah SWT.
Menurut almarhum KH Abdurrahman Wahid atau kerap biasa dipanggil Gus Dur, sebagai orang yang menjadi jamaah Nahdlatul Ulama, pegangan saya itu ya dari syarhul hikam lagi "Jangan kau temani atau jadikan guru orang yang perilakunya tidak membangkitkan kamu kepada tuhan dan kata-katanya tidak menunjukan kamu kepada Tuhan". Loh, siapa yang perilakunya jadi contoh bagi kita itu ? kepada Tuhan tidak lain tidak bukan adalah ulama secara keseluruhan walaupun zaman sekarang ada ulama politik dan sebagainya tapi ulama-ulama yang betul-betul masih ikhlas itulah yang kita pegang kalau pakai istilah saya 'Kiai kampung' yang menghidupi pesantren, mengisi pengajian-pengajian, mempertahankan madrasah mengisi masjid-masjid dengan pengajian, dan sebagainya mereka itulah yang harus kita perhatikan.
Kiai Kampung Bangun Peradaban dunia
Kiai kampung tidak hanya fokus mencetak para santri yang faham dan hafal ilmu-ilmu agama islam saja, namun Kiai Kampung punya andil besar dalam membangun sebuah peradaban yang maju dan unggul. Tentu hal ini sudah banyak dilakukan kepada para santri untuk dapat mengenal potensi-potensi yang dimilikinya.
Pada sektor desa, misalnya para santri juga harus bisa berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi desa melalui pembentukan BUMDes. Selain itu, Para kiai kampung juga bisa membangun silaturahmi dan sinergi dengan elemen masyarakat lainnya untuk mengawasi penggunaan dana desa agar sesuai dengan alokasinya dan mampu memberi manfaat nyata bagi kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat.
Tentunya, NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, harus bersinergi dengan pemerintah untuk membantu mendorong pembangunan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dalam konteks NU, partisipasi dalam pembangunan desa mengandung tanggung jawab sosial yang besar karena warga NU yang jumlahnya mencapai 50 juta orang mayoritas tinggal di pedesaan, dan secara sosial ekonomi masih sangat membutuhkan pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Istilah kiai kampung sebenarnya sudah lama dipopulerkan oleh Gus Dur, ya tentu karena melihat sikap dan semangat keikhlasan perjuangan gigihnya berjuang di jalan kebenaran dan menuntut umat agar selalu terjalin komunikasi secara rohaniyah dengan Allah SWT. Maka dari itu, Muliakanlah para kiai kampung di manapun berada, karena beliau-beliaulah yang terus menerus memberikan ketentraman hidup dan selalu mengajak kebaikan kepada masyarakat. Semoga di Hari Lahir 1 Abad NU ini, kita semua mendapatkan keberkahan dari para kiai-kiai Kampung Nahdlatul Ulama
🙏🏻 Aamiinn Ya Robbal Alamin
Wallahu A'lam Bish Showwab
Oleh: A'isy Hanif Firdaus